Jumat, 11 Oktober 2019

Resensi Novel Hijrah Asmara

1. Identitas Buku  

Judul                : Hijrah Asmara
Penulis              : Madun Anwar dan Sukma El- Qattrunnada
Penyunting        : Feresha Ray dan Devika
Nama Penerbit   : Loka Media
Kota Terbit        : Jakarta Selatan
Bahasa               : Indonesia
Tebal                 : 213 halaman
Ukuran Buku       : 13 x 19 cm
ISBN                   : 978-602-5509-18-6
Tanggal Terbit    : Januari 2019
Genre                 : Fiksi (Novel)
Harga                 : Rp. 65.000,-
Warna Cover      : Putih, Hitam, abu-abu dan biru 


2. Ikhtisar atau Sinopsis Novel 


      Novel ini bertemakan cinta, mengisahkan tokoh aku yang sangat ingin tahu dalam memahami makna cinta sejati yang sebenarnya. Tema cinta dalam sebuah novel bukan hal yang baru lagi, banyak penulis mengangkat tema cinta dari kisah nyata yang dialaminya tetapi dijelaskan melalui ciri khas yang berbeda dengan penulis lainnya sehingga orang tidak pernah bosan dalam membaca novel yang bertemakan cinta. Cinta merupakan fitrahnya kita sebagai manusia yang diciptakan berpasang-pasangan seperti dijelaskan oleh Allah di dalam Al- Qur’an.
Novel ini berjudul Hijrah Asmara yang menurut saya, hijrah artinya berpindah sedangkan asmara berarti cinta, yaitu pindah dari cinta yang dilarang agama atau pacaran menuju hakikat cinta yang sebenarnya di dalam islam dengan cara menikah. Novel ini memaparkan bagaimana tokoh aku berusaha menemukan perjalanan cinta sejatinya seiring waktu dengan penuh suka dan duka.
Tokoh utama aku yang diperankan oleh Ara yang merupakan mahasiswa semester tiga jurusan PGSD disalah satu kampus terbesar di Lombok. Kemudian tokoh Denia yang merupakan sahabat Ara sejak SMA sampai sekarang ini. Persahabatan mereka bisa dikatakan nano-nano ada pahit, asam, manis tetapi meraka sangat peduli, saling menghargai, pengertian serta memahami kondisi atau keadaan masing-masing.
Ara merasa dirinya sudah cukup dewasa menjalin hubungan dengan lawan jenis terbukti dengan rasa penasaran yang tinggi terhadap cinta. Perasaan cinta Ara tertuju pada tokoh Fatih yang merupakan seorang laki-laki yang dikenalinya saat satu kelompok OSPEK dikampusnya namun beda kelas. Ara jatuh cinta kepada Fatih karena sudah lama menyimpan perasaan kepadanya apalagi postur tubuhnya yang tinggi, tampan, baik, ramah, mudah senyum, bahkan tegas.
Perjalanan cinta Ara dan Fatih tidaklah semulus yang dibayangkan, banyak suka dan duka yang dialaminya. Salah satunya dari orang tuanya yang melarang keras Ara berpacaran terutama ayahnya karena berpacaran membuang waktu dan mengundang dosa. Berbeda dengan Ibunya yang memberikan izin pacaran asal bisa menjaga diri dengan syarat tidak boleh pulang lewat dari pukul sepuluh malam kalau pergi keluar, kuliah tidak boleh terganggu, dan melarang melakukan hal-hal yang dilarang sebelum dihalalkan.
Kisah perjalanan cinta Ara dan Fatih yang sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui oleh Ayahnya, meskipun kisah cintanya terbatas oleh beberapa perjanjian yang sudah disepakatinya dengan Ibunya. Fatih benar-benar memahami dan pengertian terhadap perjanjian yang harus dipatuhi Ara pada saat awal mereka berpacaran, karena orang tua Fatih pun  melarang berpacaran sebelum selesai kuliah. Cinta keduanya semakin mendalam setelah mereka berprinsip bahwa mereka berpacaran bukan sekedar bersenang-senang namun anggap saja seperti teman atau sahabat tapi bedanya lebih saling memahami satu sama lain.
Kebahagian Ara semakin lengkap karena memiliki Ibu dan Ayah yang sayang padanya, ditambah lagi merasa berbunga-bunga dengan senyuman lebar Fatih dan perhatian yang lebih seperti memakaikan helm saat naik motor. Sekian lama Fatih dan Ara berpacaran ternyata berdampak pada nilai semesternya turun sejak berpacaran dengan Fatih, sehingga membuat Ibu Ara kecewa karena telah melanggar perjanjiannya, untungnya Ayah Ara belum mengetahui hal ini. Ara memutuskan untuk membicarakan masalah ini dengan Denia, ternyata Denia juga tidak memberikan solusi baik lantaran karena dia sedang jatuh cinta pada temannya yang ada di facebook, namanya Arif. Hal ini membuat Ara memutuskan untuk membicarakan lagi dengan Fatih masalah ini, ternyata Fatih berlapang dada dan setuju dengan keputusan Ara.
Seiring berjalannya waktu Ayah Ara mengetahui masalah kuliah Ara sehingga membuatnya kecewa serta membuat Ayahnya menyalahkan diri sendiri karena telah gagal mendidik anak. Ara memutuskan untuk meminta maaf  kepada Ayah dengan syarat akan memutuskan pacarnya Fatih, hal ini membuat Ara semakin dilema. Ara mencari solusi dengan bertemu dengan sahabatnya Denia dan ternyata Denia mengambil keputusan terbaik untuk memutuskan berpacaran dengan Fatih dengan alasan Fatih bukan Lak-laki baik. Ara tidak setuju dengan keputusan Denia yang nyatanya harus meninggalkan orang yang dicintainya.
Kekecewaan Ayah Ara ternyata disebabkan karena pengaruh Denia yang menyampaikan bahwa Ara berpacaran dengan teman kampusnya yaitu Fatih. Alasan Denia menyampaikan ini karena dia tidak mau Ara menyesal nantinya karena Fatih bukan laki-laki yang baik. Dasar Denia menyampaikan Fatih laki-laki yang tidak baik karena Denia bertemu dengan teman mayanya yang bernama Arif dan ternyata Arif adalah sisi lain dari Fatih di dunia maya. Fatih memutuskan untuk melakukan hal ini karena dia cinta kepada Denia bukan kepada Ara, karena dia tidak suka dengan aturan-aturan dan perjanjian yang Ara sampaikan kepadanya. Pernyataan Fatih membuat Denia marah besar dengan kebohongan dan penipuan yang dilakukan Fatih. Fatih meminta maaf dan mengatakan dia tidak ingin memutuskan Ara karena dia ingin selalu bertemu dengan Denia, karena Denia dan Ara bersahabat.
Mendengar pernyataan Denia membuat hati Ara hancur berkeping-keping karena Fatih tega melakukan ini kepadanya dengan berpura-pura menjadi pacarnya padahal yang dia cintainya Denia. Permasalahan ini membuat semakin kuat untuk memutuskan pacaran dengan Fatih namun hatinya masih menyimpan rasa kepada Fatih tetapi melihat kelakuan Fatih kepadanya, Ara kembali memutuskan untuk tidak berpacaran lagi. Kesedihan yang melanda Ara membuatnya harus benar-benar melupakan Fatih. Ara memutuskan untuk melakukan jalan-jalan untuk menghilangkan kesedihannya dengan mengantarkan uang donatur ke sebuah perpustakaan di desa yang namanya Perpustakaan Canai yang dikelola oleh keluarga sederhana yang bernama Arum dan Kakaknya Arman. Disinilah awal kisah perjalanan cinta Ara dengan Arman.
Masalah yang dialami Ara belum selesai mengenai kelakuan Fatih yang menipu Ara, hal ini membuat Fatih mengajak Ara mengadakan pertemuan untuk meminta maaf, namun Denia merespon dengan kecut dan meminta Fatih untuk berpacaran dengan Denia. Jawaban Fatih tidak terduga, ternyata dia lebih memilih Denia dan Ara serta berandai-andai pasti kebahagiaannya lengkap. Pembicaraan Ara dan Fatih terhenti dengan datangnya sosok tamu yang tak diundang yaitu Arum. Arum berencana ingin kuliah dikampus Ara dan Arum memutuskan untuk berkeliling dikampus bersama Ara. Setelah selesai berkeliling Arum memutuskan untuk dan menunggu kakaknya di Halte, karena kelamaan menunggu kakaknya apalagi handphonenya rusak, Ara mengajak Arum ke rumahnya. Disinilah Ara dan Arman bertatapan wajah langsung saat menjemput Arum.  Ara begitu terkejut Ayahnya begitu akrab dengan Arman, padahal Ayahnya kalau ada tamu laki-laki seusianya hanya terkesan cuek.
Namun Arman hanya merespon diam, sedikit anggukan dan sedikit tegang. Karakter Arman memang seperti itu apabila bertemu orang yang lebih tua atau orang yang baru dikenalinya.Persahabatan Arum dan Ara semakin kuat  karena karakter Arum yang ramah dan mudah bergaul. Arum selalu membicarakan kebaikan kakaknya Arman kepada Ara, seolah-olah Arum ingin menjodohkan Ara dengan Arman. Apalagi Ayahnya Ara setuju kalau sering ke rumah Ara sebagai pertanda pembuka hubungan baik antara Ara dan Arman. Suatu saat ketika Ara  bersama Arum berbagi buku di Pantai, Ara tanpa sengaja melihat Denia dan Fatih berduaan, hal ini membuat hati Ara tergores dan kecewa dengan Denia yang menusuknya dari belakang serta meragukan kesetiaannya selama ini, karena sosok Fatih dan Arif adalah satu orang yang sama, sedangkan Denia sangat cinta pada Arif, mungkin perasaan itu tetap ada.
Keraguan Ara dengan Denia mulai berkurang setelah Denia dan Fatih kecelakaan. Denia menceritakan awal pertemuannya dengan Fatih yang membuatnya harus bertemu. Denia terpaksa melakukan hal ini karena Fatih meminta bertemu untuk terakhir kalinya. Fatih menceritakan panjang lebar mengenai perilakunya yang seperti itu. Semuanya berawal dari orang tuanya yang saling mencintai tapi malah saling mencaci-maki, maka dari itu dia sering meragukan cinta seseorang termasuk Ara. Dia tidak percaya dengan cinta orang baik. Keraguan Ara berujung pada kaget setelah mengetahui bahwa Fatih dan Arman adalah sahabat setelah Arman menjenguk Fatih setelah kecelakaan.
Awal mula Ara mengungkapkan cintanya pada Arman setelah Fatih baru keluar rumah sakit tiba-tiba pergi ke pantai, tepat saat Ara berbagi buku di pantai. Fatih meminta penjelasan kepada Ara kenapa dia tidak menjenguk Fatih. Ara merespon bahwa dia sudah memutuskan untuk putus dengan Fatih dan memilih Arman sebagai gantinya, bahkan Arman kaget setelah Ara mengungkapkan cintanya langsung dihadapan Arman. Untuk itu Ara menyelesaikan masalahnya dengan Fatih, Fatih menyesal karena telah pacaran yang hanya buang-buang waktu, dan dia memutuskan untuk pindah kuliah ke Singapura karena memang tidak betah di rumah, akhirnya masalah Fatih dan Ara berakhir sebagai teman yang baik.
Perjalanan cinta Ara dan Arman semakin berlanjut setelah Ayah Ara memutuskan menyuruh Arman, Arum dan Ara pergi berlibur ke Desa Sugian kemudian ke Gili Lawang kemudian perjalanan mereka dipenuhi dengan foto-foto sebagai kenang-kenangan. Mereka juga ke Gili Sulat. Momen ini menjadi sesuatu yang tidak bisa dilupakan oleh Ara, apalagi bersama Arman, hatinya semakin bahagia dan berbunga-bunga sehingga dia ingin bercerita banyak kepada Denia mengenai hal ini. Tampaknya Denia setuju hubungan Ara dengan Arman, hal ini terbukti Denia mengajak Arad an Arman ke warung makan dengan alasan ingin memberikan donasi perpustakaan, lagipula Arman juga bermimpi membuat perpustakaan yang dilengkapi dengan restoran kecil.
Setelah sekian lama Arman kenal dengan Ara, ternyata Arman masih tertutup perihal hubungan asmara dengan gadis yang dicintainya, hal ini terbukti dengan andai-andai yang dilakukannya bersama Ara meskipun Arman sudah lancar berbicara dengan Ara  karena sudah sekian lama kenal. Arman menyampaikan bahwa lebih baik dicintai daripada mencintai, jadi jika ada yang mencintainya, Arman siap untuk menikahi dan melamarnya. Mendengar pernyataan Arman, Ara berencana mewujudkan keinginan Arman membangun restoran kecil dengan konsep yang telah ditulis Ara kemudian Ara mengajukannya kepada Ayahnya. Ternyata Ayahnya setuju dan bersedia mendanai pembuatan restoran tersebut sebagai bentuk terima kasih kepada Arman telah membuat Ara menjadi lebih paham tentang waktu. Ditambah lagi Ayah Ara berencana ingin menjodohkan Ara dengan Arman sejak Ayah Ara mengajak Arman membeli kamera. Arman menyetujui permintaan Ayah Ara dengan berusaha mempersiapkan dan memantaskan diri menjadi orang yang lebih baik. Seiring berjalan waktu, Ara tidak bisa memendam perasaannya dengan Arman, kemudian Ara mengungkapkan langsung di hadapan Arman bahwa dia sangat mencintainya. Akhirnya Arman menjawab bahwa dia juga memiliki perasaan yang sama tetapi Arman ingin Ara mengungkapkan hal itu ketika sudah memakai hijab. Ara menyetujui dan suka permintaan Arman meskipun terlalu aneh. Hal ini menunjukkan bahwa Arman dan Ara berusaha memantaskan diri dahulu menjadi orang yang lebih baik dari kacamata agama sebelum melangkah ke jenjang pernikahan

3. Kepengarangan 


       Novel ini ditulis oleh dua orang penulis, yaitu pertama Madun Anwar yang beralamat di salah satu kecamatan di Lombok Timur. Mengawali menulis dengan membaca berbagai macam buku. Dia menyampaikan tidak lengkap rasanya jika menulis tanpa membaca. Selain itu dia juga terlahir dengan banyak cita-cita yang mana akan memberikannya semangat dalam berjuang menjalani kehidupan. Beberapa karya yang pernah diterbitkan dan dipublikasikan olehnya antara lain: novel Dua Keping Cinta tahun 2014, kumcer anak Sekotak Senyum Delia tahun 2016 dan beberapa lainnya yang pernah tayang di media elektronik maupun cetak. Kemudia penulis kedua dengan pemilik pena Sukma El-Qatrunnada, lahir di Padang tanggal 16 April 1993 di daerah perbatasan Jambi. Saat ini dia sedang menempuh pendidikannya di Tadris IPA-Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang. Sejak kecil dia telah memiliki hobi membaca, terutama buku-buku fiksi, hingga menjadikannya hobi menulis, baik itu cerpen, novelet hingga novel. Berkat sabar dan tidak kenal kata menyerah, beberapa karyanya sudah terbit. Buku pertamanya yang terbit adalah Surat Balon untuk Ibu tahun 2016, merupakan kumpulan cerita yang sebagian diangkat dari kisah hidupnya. Buku keduanya adalah Muallaf Cinta tahun 2017, sebuah novel bernuansa islami. Dia bertekad untuk terus berusaha menghasilkan karya tulis yang lebih baik. Perempuan yang satu ini mempunyai banyak mimpi dan sangat menghargai persahabatan. Dia juga senang berbagi cerita dan motivasi.

4. Kelemahan dan Kelebihan Novel


a.       Kelemahan Novel
1). Novel ini tidak dilengkapi daftar isi, sebaiknya dilengkap daftar isi agar lebih mudah mencari halaman yang dicari.
2) Bagian ucapan terima kasih pada novel banyak menggunakan kata yang tidak baku, seperti duet, menasihati, sebaiknya bagian ucapan terima kasih menggunakan Ejaan Bahasa Indonesia yang benar.
3) Bagian sekapur sirih banyak menggunakan bahasa sehari-hari seperti o ya, hehe, sebaiknya bagian sekapur sirih menggunakan bahasa yang lebih baku yang sesuai Ejaan Bahasa Indonesia
4)  Kesalahan dalam penulisan kata amin pada halaman 18, halaman 205 dan halaman 211, kalau diterjemahkan amin artinya jujur, sedangkan yang benar adalah aamiin yang berarti semoga allah mengabulkan karena dalam percakapan dalam novel berisi harapan dan doa.
5)   Latar tempat dan latar suasana novel mendadak berada ditempat yang berbeda sehingga membuat pembaca bingung, seperti percakapan antara Ara dan Denia yang berada direstoran kecil, tiba-tiba di halaman selanjutnya sudah berada di dalam kelas, sebaiknya novel ini juga diberi petunjuk lakuan sehingga cerita lebih nyambung, terlebih novel ini alurnya maju-mundur.
6). Ada bagian yang tidak sinkron bahwa Arman berumur dua tahun lebih tua dari Ara pada halaman 107, sedangkan halaman 110 Ara menjelaskan Arman seumuran dengannya.
7). Ada ketidakkonsistenan dalam memakai nama panggilan seperti halaman  18 panggilan Denia adalah Na, sedangkan halaman selanjutnya seperti halaman 52 adalah Ni.
8).  Kata mengandung halaman 103 tidak baku, yang benar adalah hamil.
9).  Kesalahan penulisan dalam kata risi halaman 128 seharusnya risih, kata ke-cil halaman 180 seharusnya kecil, kata sin halaman 189 seharusnya sini, kata salat halaman 163 seharusnya sholat.
10).Halaman 184 memaparkan kondisi keluarga Fatih kurang, kurang disini maksudnya tidak ada penjelasannya.
11).Latar tempat dan latar suasana masih dangkal dalam menjelaskan Lombok itu seperti Apa, sebaiknya dieksplor lagi bagaimana sebenarnya Lombok itu, apa sisi lebih Lombok itu dipilih oleh penulis sebagai latar dalam penulisan novel.
12).Dari segi gaya penulisan huruf pada judul setiap bab pada novel susah untuk dibaca, sebaiknya gunakan huruf yang nyaman dan mudah untuk dibaca.
b.      Kelebihan Novel
1). Tampilan cover secara keseluruhan dan layout isi novel memiliki tampilan yang bagus, menarik dan senang untuk dibaca.
2). Penggunaan bahasa yang dipakai mudah dipahami, dikemas begitu apik sehingga pembaca memahami alur cerita yang disampaikan.
3). Novel ini menarik untuk dibaca terutama penikmat romance yang membahas kejadian pergaulan zaman sekarang dari seorang kekasih, mengasah dan mengubah pola pikir dalam menemukan jati diri yang sebenarnya serta membangkitkan minat dalam membaca sebagai gerbang ilmu.
4). Alur yang digunakan maju-mundur sehingga pembaca merasa terbius dan ingin tahu serta penasaran  apa permasalahan yang terjadi sebenarnya.
5). Secara keseluruhan novel ini seolah-olah membuat pembaca berada langsung dalam cerita karena begitu nyata terjadi dalam kehidupan pembaca.
6). Novel ini bernuansa islami sehingga cocok sebagai bacaan orang islam sebagai agama mayoritas di Indonesia.
7). Pembaca merasa terbawa perasaan setiap kisah perjalanan cinta Fatih dengan Ara ataupun Arman dengan Ara, meskipun banyak suka dan dukanya.
8). Dalam novel ini memiliki banyak sekali pesan moral, amanat, nasihat yang menginspirasi dan memotivasi kita dalam kehidupan sehari-hari.
9). Novel ini ditulis oleh dua orang penulis, biasanya novel hanya ditulis oleh hanya seorang penulis.
 
5. Unsur Instrinsik Novel

a.   Tema
Tema dari novel ini adalah mengisahkan perjalanan cinta dari dua orang insan manusia dalam menemukan jati dirinya dalam menemukan cinta sejatinya yang sebenarnya dengan berusaha memperbaiki dan memantaskan diri menjadi lebih baik.
b.   Tokoh
1).  Ara
Seorang tokoh utama yang baik, mudah percaya meskipun belum ada bukti, cerewet, saling memahami dan pengertian, suka menolong, suka bersahabat, tulus dalam mencintai, tidak sabar, emosi dan suka membaca.
2).  Denia
Seorang sahabat yang sangat baik, baik peduli, ramah, suka berteman, saling menghargai, pengertian, dan suka membaca.
3).  Fatih
Seorang tokoh tampan yang setia, murah senyum, perhatian, suka menggoda, labil dengan masalah cinta, saling pengertian, tidak pandai berterus terang, frustasi dengan orang tuanya, kurang kasih sayang.
4).  Arif
Seorang tokoh yang merupakan sisi lain dari Fatih di dunia maya.
5).  Ayah ara
Seorang tokoh yang tegas, selalu merasa bersalah, peduli dan sayang kepada Ara, suka membantu orang lain dan selalu memberikan nasehat.
6).  Ibu Ara
Seorang tokoh yang baik dan sayang kepada Ara, penuh perhatian, selalu pengertian dalam memahami kondisi dan situasi.
7).  Ayah dan Ibu Fatih
Tokoh yang tidak begitu terlihat namun tidak peduli dengan Fatih dan sering mencaci maki satu sama lain
8).  Lira
Seorang anak perempuan yang baik yang membantu Ara dalam menemukan perpustakaan Canai.
9). Arum
Seorang tokoh muslimah, baik, mudah bergaul, hidup sederhana suka bersahabat, suka menolong dan berbagi, suka membaca dan humoris
10).Arman
Seorang tokoh muslim, baik, suka menolong, sedikit tertutup, pemalu dan mudah gugup, pekerja keras, peduli, mandiri, bertanggung jawab, pandai memasak.
11). Bapak dosen
 suka memberi nasehat kepada mahasiswa.
12).  Pak halim
13). Ayah dan Ibu Deni
14). Pelayan restoran
15). Pelayan laki-laki
c.    Alur
Alur yang digunakan adalah maju mundur, Karena mengisahkan kehidupan yang lalu dan menceritakannya kehidupan sekarang.
d.    Latar
·      Latar tempat
Di kampus, toko buku, took kaset, bengkel, kedai Saranghae, di rumah, di rumah sakit, di perpustakaan, di kantor, halte, di ruang tamu, di pantai, di dapur, di bawah pohon kelapa, bukit-bukit, sawah-sawah,  di kamar tidur, danau, Gang Obel-obel, di retoran kecil, di kelas, di cafe, Desa Sugian, Gili Lawang, Gili Sulat, Lombok Timur dan lain-lain.
·      Latar waktu
Pagi, siang, malam, sore, waktu SMA, waktu SMP, dua tahun yang lalu, empat tahun yang lalu, minggu, jam 10 malam, jam empat sore, lima belas menit,
·      Latar Suasana
Senang, sedih, kaget, marah, jengkel, tidak peduli, jatuh cinta, takut, heran, kecewa dan dan lain-lain.
e.  Gaya bahasa
    Novel ini diperkaya dengan majas-majas yang menambah ciri khas cerita seperti menerka hasil percikan pikirannya halaman 70, menempeleng angin dan senyum kecut halaman 93, diseruputnya halaman 107, bergegas memotong papa halaman 111, menempel ponsel di tubuh halaman 114, ucapan papa hanya piasan semata halaman 119, ucapan melebar dan mataku bertautan dengan mama halaman 120, sensasi berbagai buku halaman 123, gelagat ketawanya meluap, mataku tiba-tiba jatuh halaman 130, aku melempar tubuhku di tempat tidur halaman 133, daun kelapa melambai seirama halaman dan deburan ombak berkejaran halaman 150, seulas senyum halaman 155 dan lain-lain.
f.    Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan adalah orang pertama pelaku utama, karena menggunakan kata ganti aku.
g.   Amanat
Amanat yang disampaikan dalam novel ini adalah pentingnya menjaga pergaulan terutama dengan lawan jenis, mematuhi dan menghormati orang tua, cinta tidak hanya dibangun dengan rasa, namun harus dibentengi dengan saling menghormati dan menghargai, memiliki cita-cita yang tinggi dan memiliki kegigihan untuk mencoba sesuatu, serta memotivasi untuk rajin membaca. 

6. Kesimpulan 


       Setelah pembaca membaca dan memahami novel hijrah asmara ini, secara keseluruhan layak dijadikan bacaan yang bermanfaat karena keunggulan dari novel ini sangat banyak terlepas dari kekurangan yang bisa dijadikan perbaikan untuk masa yang akan datang. Salah satu manfaat dari novel ini adalah timbul kesadaran dalam diri kita bahwa di dalam agama islam itu dilarang berpacaran, menghabiskan waktu dengan sesuatu sia-sia dengan hal yang tidak bermanfaat, senantiasa mematuhi dan menghormati orang tua, memiliki kegigihan dan cita-cita yang tinggi melalui membaca serta mampu bermanfaat dan memotivasi bagi orang lain. Masalah asmara kita hanya berusaha memantaskan dan memperbaiki diri menjadi lebih baik karena jodoh tidak akan tertukar, seperti janji Allah perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan perempuan yang jahat adalah untuk laki-laki yang jahat.
Jopang Manganti, 21 September 2019
      



Tidak ada komentar:

Posting Komentar