Judul : Hijrah Asmara
Penulis : Madun Anwar dan Sukma El-
Qattrunnada
Penyunting : Feresha Ray dan Devika
Nama
Penerbit : Loka Media
Kota
Terbit : Jakarta Selatan
Bahasa : Indonesia
Tebal : 213 halaman
Ukuran Buku : 13 x 19 cm
ISBN : 978-602-5509-18-6
Tanggal Terbit : Januari 2019
Genre : Fiksi (Novel)
Harga : Rp. 65.000,-
Warna
Cover : Putih, Hitam, abu-abu dan
biru
Novel ini
bertemakan cinta, mengisahkan tokoh aku yang sangat ingin tahu dalam memahami
makna cinta sejati yang sebenarnya. Tema cinta dalam sebuah novel bukan hal
yang baru lagi, banyak penulis mengangkat tema cinta dari kisah nyata yang
dialaminya tetapi dijelaskan melalui ciri khas yang berbeda dengan penulis
lainnya sehingga orang tidak pernah bosan dalam membaca novel yang bertemakan
cinta. Cinta merupakan fitrahnya kita sebagai manusia yang diciptakan
berpasang-pasangan seperti dijelaskan oleh Allah di dalam Al- Qur’an.
Novel ini
berjudul Hijrah Asmara yang menurut saya, hijrah artinya berpindah sedangkan
asmara berarti cinta, yaitu pindah dari cinta yang dilarang agama atau pacaran
menuju hakikat cinta yang sebenarnya di dalam islam dengan cara menikah. Novel
ini memaparkan bagaimana tokoh aku berusaha menemukan perjalanan cinta
sejatinya seiring waktu dengan penuh suka dan duka.
Tokoh utama aku
yang diperankan oleh Ara yang merupakan mahasiswa semester tiga jurusan PGSD
disalah satu kampus terbesar di Lombok. Kemudian tokoh Denia yang merupakan
sahabat Ara sejak SMA sampai sekarang ini. Persahabatan mereka bisa dikatakan
nano-nano ada pahit, asam, manis tetapi meraka sangat peduli, saling
menghargai, pengertian serta memahami kondisi atau keadaan masing-masing.
Ara merasa
dirinya sudah cukup dewasa menjalin hubungan dengan lawan jenis terbukti dengan
rasa penasaran yang tinggi terhadap cinta. Perasaan cinta Ara tertuju pada
tokoh Fatih yang merupakan seorang laki-laki yang dikenalinya saat satu
kelompok OSPEK dikampusnya namun beda kelas. Ara jatuh cinta kepada Fatih
karena sudah lama menyimpan perasaan kepadanya apalagi postur tubuhnya yang
tinggi, tampan, baik, ramah, mudah senyum, bahkan tegas.
Perjalanan cinta
Ara dan Fatih tidaklah semulus yang dibayangkan, banyak suka dan duka yang
dialaminya. Salah satunya dari orang tuanya yang melarang keras Ara berpacaran
terutama ayahnya karena berpacaran membuang waktu dan mengundang dosa. Berbeda
dengan Ibunya yang memberikan izin pacaran asal bisa menjaga diri dengan syarat
tidak boleh pulang lewat dari pukul sepuluh malam kalau pergi keluar, kuliah
tidak boleh terganggu, dan melarang melakukan hal-hal yang dilarang sebelum
dihalalkan.
Kisah perjalanan
cinta Ara dan Fatih yang sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui oleh Ayahnya,
meskipun kisah cintanya terbatas oleh beberapa perjanjian yang sudah
disepakatinya dengan Ibunya. Fatih benar-benar memahami dan pengertian terhadap
perjanjian yang harus dipatuhi Ara pada saat awal mereka berpacaran, karena
orang tua Fatih pun melarang berpacaran
sebelum selesai kuliah. Cinta keduanya semakin mendalam setelah mereka
berprinsip bahwa mereka berpacaran bukan sekedar bersenang-senang namun anggap
saja seperti teman atau sahabat tapi bedanya lebih saling memahami satu sama
lain.
Kebahagian Ara
semakin lengkap karena memiliki Ibu dan Ayah yang sayang padanya, ditambah lagi
merasa berbunga-bunga dengan senyuman lebar Fatih dan perhatian yang lebih
seperti memakaikan helm saat naik motor. Sekian lama Fatih dan Ara berpacaran
ternyata berdampak pada nilai semesternya turun sejak berpacaran dengan Fatih,
sehingga membuat Ibu Ara kecewa karena telah melanggar perjanjiannya, untungnya
Ayah Ara belum mengetahui hal ini. Ara memutuskan untuk membicarakan masalah
ini dengan Denia, ternyata Denia juga tidak memberikan solusi baik lantaran
karena dia sedang jatuh cinta pada temannya yang ada di facebook, namanya Arif.
Hal ini membuat Ara memutuskan untuk membicarakan lagi dengan Fatih masalah
ini, ternyata Fatih berlapang dada dan setuju dengan keputusan Ara.
Seiring berjalannya
waktu Ayah Ara mengetahui masalah kuliah Ara sehingga membuatnya kecewa serta membuat
Ayahnya menyalahkan diri sendiri karena telah gagal mendidik anak. Ara
memutuskan untuk meminta maaf kepada
Ayah dengan syarat akan memutuskan pacarnya Fatih, hal ini membuat Ara semakin
dilema. Ara mencari solusi dengan bertemu dengan sahabatnya Denia dan ternyata
Denia mengambil keputusan terbaik untuk memutuskan berpacaran dengan Fatih
dengan alasan Fatih bukan Lak-laki baik. Ara tidak setuju dengan keputusan
Denia yang nyatanya harus meninggalkan orang yang dicintainya.
Kekecewaan Ayah
Ara ternyata disebabkan karena pengaruh Denia yang menyampaikan bahwa Ara
berpacaran dengan teman kampusnya yaitu Fatih. Alasan Denia menyampaikan ini
karena dia tidak mau Ara menyesal nantinya karena Fatih bukan laki-laki yang
baik. Dasar Denia menyampaikan Fatih laki-laki yang tidak baik karena Denia
bertemu dengan teman mayanya yang bernama Arif dan ternyata Arif adalah sisi
lain dari Fatih di dunia maya. Fatih memutuskan untuk melakukan hal ini karena
dia cinta kepada Denia bukan kepada Ara, karena dia tidak suka dengan
aturan-aturan dan perjanjian yang Ara sampaikan kepadanya. Pernyataan Fatih
membuat Denia marah besar dengan kebohongan dan penipuan yang dilakukan Fatih.
Fatih meminta maaf dan mengatakan dia tidak ingin memutuskan Ara karena dia
ingin selalu bertemu dengan Denia, karena Denia dan Ara bersahabat.
Mendengar
pernyataan Denia membuat hati Ara hancur berkeping-keping karena Fatih tega
melakukan ini kepadanya dengan berpura-pura menjadi pacarnya padahal yang dia
cintainya Denia. Permasalahan ini membuat semakin kuat untuk memutuskan pacaran
dengan Fatih namun hatinya masih menyimpan rasa kepada Fatih tetapi melihat
kelakuan Fatih kepadanya, Ara kembali memutuskan untuk tidak berpacaran lagi.
Kesedihan yang melanda Ara membuatnya harus benar-benar melupakan Fatih. Ara
memutuskan untuk melakukan jalan-jalan untuk menghilangkan kesedihannya dengan
mengantarkan uang donatur ke sebuah perpustakaan di desa yang namanya
Perpustakaan Canai yang dikelola oleh keluarga sederhana yang bernama Arum dan Kakaknya
Arman. Disinilah awal kisah perjalanan cinta Ara dengan Arman.
Masalah yang dialami
Ara belum selesai mengenai kelakuan Fatih yang menipu Ara, hal ini membuat
Fatih mengajak Ara mengadakan pertemuan untuk meminta maaf, namun Denia
merespon dengan kecut dan meminta Fatih untuk berpacaran dengan Denia. Jawaban
Fatih tidak terduga, ternyata dia lebih memilih Denia dan Ara serta berandai-andai
pasti kebahagiaannya lengkap. Pembicaraan Ara dan Fatih terhenti dengan
datangnya sosok tamu yang tak diundang yaitu Arum. Arum berencana ingin kuliah
dikampus Ara dan Arum memutuskan untuk berkeliling dikampus bersama Ara.
Setelah selesai berkeliling Arum memutuskan untuk dan menunggu kakaknya di
Halte, karena kelamaan menunggu kakaknya apalagi handphonenya rusak, Ara
mengajak Arum ke rumahnya. Disinilah Ara dan Arman bertatapan wajah langsung
saat menjemput Arum. Ara begitu terkejut
Ayahnya begitu akrab dengan Arman, padahal Ayahnya kalau ada tamu laki-laki
seusianya hanya terkesan cuek.
Namun Arman
hanya merespon diam, sedikit anggukan dan sedikit tegang. Karakter Arman memang
seperti itu apabila bertemu orang yang lebih tua atau orang yang baru
dikenalinya.Persahabatan Arum dan Ara semakin kuat karena karakter Arum yang ramah dan mudah
bergaul. Arum selalu membicarakan kebaikan kakaknya Arman kepada Ara,
seolah-olah Arum ingin menjodohkan Ara dengan Arman. Apalagi Ayahnya Ara setuju
kalau sering ke rumah Ara sebagai pertanda pembuka hubungan baik antara Ara dan
Arman. Suatu saat ketika Ara bersama
Arum berbagi buku di Pantai, Ara tanpa sengaja melihat Denia dan Fatih
berduaan, hal ini membuat hati Ara tergores dan kecewa dengan Denia yang
menusuknya dari belakang serta meragukan kesetiaannya selama ini, karena sosok
Fatih dan Arif adalah satu orang yang sama, sedangkan Denia sangat cinta pada
Arif, mungkin perasaan itu tetap ada.
Keraguan Ara
dengan Denia mulai berkurang setelah Denia dan Fatih kecelakaan. Denia
menceritakan awal pertemuannya dengan Fatih yang membuatnya harus bertemu.
Denia terpaksa melakukan hal ini karena Fatih meminta bertemu untuk terakhir
kalinya. Fatih menceritakan panjang lebar mengenai perilakunya yang seperti
itu. Semuanya berawal dari orang tuanya yang saling mencintai tapi malah saling
mencaci-maki, maka dari itu dia sering meragukan cinta seseorang termasuk Ara.
Dia tidak percaya dengan cinta orang baik. Keraguan Ara berujung pada kaget
setelah mengetahui bahwa Fatih dan Arman adalah sahabat setelah Arman menjenguk
Fatih setelah kecelakaan.
Awal mula Ara
mengungkapkan cintanya pada Arman setelah Fatih baru keluar rumah sakit
tiba-tiba pergi ke pantai, tepat saat Ara berbagi buku di pantai. Fatih meminta
penjelasan kepada Ara kenapa dia tidak menjenguk Fatih. Ara merespon bahwa dia
sudah memutuskan untuk putus dengan Fatih dan memilih Arman sebagai gantinya,
bahkan Arman kaget setelah Ara mengungkapkan cintanya langsung dihadapan Arman.
Untuk itu Ara menyelesaikan masalahnya dengan Fatih, Fatih menyesal karena
telah pacaran yang hanya buang-buang waktu, dan dia memutuskan untuk pindah
kuliah ke Singapura karena memang tidak betah di rumah, akhirnya masalah Fatih
dan Ara berakhir sebagai teman yang baik.
Perjalanan cinta
Ara dan Arman semakin berlanjut setelah Ayah Ara memutuskan menyuruh Arman,
Arum dan Ara pergi berlibur ke Desa Sugian kemudian ke Gili Lawang kemudian
perjalanan mereka dipenuhi dengan foto-foto sebagai kenang-kenangan. Mereka
juga ke Gili Sulat. Momen ini menjadi sesuatu yang tidak bisa dilupakan oleh
Ara, apalagi bersama Arman, hatinya semakin bahagia dan berbunga-bunga sehingga
dia ingin bercerita banyak kepada Denia mengenai hal ini. Tampaknya Denia
setuju hubungan Ara dengan Arman, hal ini terbukti Denia mengajak Arad an Arman
ke warung makan dengan alasan ingin memberikan donasi perpustakaan, lagipula
Arman juga bermimpi membuat perpustakaan yang dilengkapi dengan restoran kecil.
Setelah sekian
lama Arman kenal dengan Ara, ternyata Arman masih tertutup perihal hubungan
asmara dengan gadis yang dicintainya, hal ini terbukti dengan andai-andai yang
dilakukannya bersama Ara meskipun Arman sudah lancar berbicara dengan Ara karena sudah sekian lama kenal. Arman
menyampaikan bahwa lebih baik dicintai daripada mencintai, jadi jika ada yang
mencintainya, Arman siap untuk menikahi dan melamarnya. Mendengar pernyataan
Arman, Ara berencana mewujudkan keinginan Arman membangun restoran kecil dengan
konsep yang telah ditulis Ara kemudian Ara mengajukannya kepada Ayahnya.
Ternyata Ayahnya setuju dan bersedia mendanai pembuatan restoran tersebut
sebagai bentuk terima kasih kepada Arman telah membuat Ara menjadi lebih paham
tentang waktu. Ditambah lagi Ayah Ara berencana ingin menjodohkan Ara dengan
Arman sejak Ayah Ara mengajak Arman membeli kamera. Arman menyetujui permintaan
Ayah Ara dengan berusaha mempersiapkan dan memantaskan diri menjadi orang yang
lebih baik. Seiring berjalan waktu, Ara tidak bisa memendam perasaannya dengan
Arman, kemudian Ara mengungkapkan langsung di hadapan Arman bahwa dia sangat
mencintainya. Akhirnya Arman menjawab bahwa dia juga memiliki perasaan yang
sama tetapi Arman ingin Ara mengungkapkan hal itu ketika sudah memakai hijab.
Ara menyetujui dan suka permintaan Arman meskipun terlalu aneh. Hal ini
menunjukkan bahwa Arman dan Ara berusaha memantaskan diri dahulu menjadi orang
yang lebih baik dari kacamata agama sebelum melangkah ke jenjang pernikahan
Novel ini ditulis oleh dua orang
penulis, yaitu pertama Madun Anwar yang beralamat di salah satu kecamatan di
Lombok Timur. Mengawali menulis dengan membaca berbagai macam buku. Dia
menyampaikan tidak lengkap rasanya jika menulis tanpa membaca. Selain itu dia
juga terlahir dengan banyak cita-cita yang mana akan memberikannya semangat
dalam berjuang menjalani kehidupan. Beberapa karya yang pernah diterbitkan dan
dipublikasikan olehnya antara lain: novel Dua Keping Cinta tahun 2014, kumcer
anak Sekotak Senyum Delia tahun 2016 dan beberapa lainnya yang pernah tayang di
media elektronik maupun cetak. Kemudia penulis kedua dengan pemilik pena Sukma
El-Qatrunnada, lahir di Padang tanggal 16 April 1993 di daerah perbatasan
Jambi. Saat ini dia sedang menempuh pendidikannya di Tadris IPA-Fisika Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang. Sejak kecil dia telah memiliki
hobi membaca, terutama buku-buku fiksi, hingga menjadikannya hobi menulis, baik
itu cerpen, novelet hingga novel. Berkat sabar dan tidak kenal kata menyerah,
beberapa karyanya sudah terbit. Buku pertamanya yang terbit adalah Surat Balon
untuk Ibu tahun 2016, merupakan kumpulan cerita yang sebagian diangkat dari
kisah hidupnya. Buku keduanya adalah Muallaf Cinta tahun 2017, sebuah novel bernuansa
islami. Dia bertekad untuk terus berusaha menghasilkan karya tulis yang lebih
baik. Perempuan yang satu ini mempunyai banyak mimpi dan sangat menghargai
persahabatan. Dia juga senang berbagi cerita dan motivasi.
a.
Kelemahan Novel
1). Novel ini tidak dilengkapi daftar isi,
sebaiknya dilengkap daftar isi agar lebih mudah mencari halaman yang dicari.
2) Bagian ucapan terima kasih pada novel
banyak menggunakan kata yang tidak baku, seperti duet, menasihati, sebaiknya
bagian ucapan terima kasih menggunakan Ejaan Bahasa Indonesia yang benar.
3) Bagian sekapur sirih banyak menggunakan
bahasa sehari-hari seperti o ya, hehe, sebaiknya bagian sekapur sirih
menggunakan bahasa yang lebih baku yang sesuai Ejaan Bahasa Indonesia
4) Kesalahan dalam penulisan kata amin pada
halaman 18, halaman 205 dan halaman 211, kalau diterjemahkan amin artinya
jujur, sedangkan yang benar adalah aamiin yang berarti semoga allah mengabulkan
karena dalam percakapan dalam novel berisi harapan dan doa.
5) Latar tempat dan latar suasana novel
mendadak berada ditempat yang berbeda sehingga membuat pembaca bingung, seperti
percakapan antara Ara dan Denia yang berada direstoran kecil, tiba-tiba di
halaman selanjutnya sudah berada di dalam kelas, sebaiknya novel ini juga
diberi petunjuk lakuan sehingga cerita lebih nyambung, terlebih novel ini
alurnya maju-mundur.
6). Ada bagian yang tidak sinkron bahwa
Arman berumur dua tahun lebih tua dari Ara pada halaman 107, sedangkan halaman
110 Ara menjelaskan Arman seumuran dengannya.
7). Ada ketidakkonsistenan dalam memakai
nama panggilan seperti halaman 18
panggilan Denia adalah Na, sedangkan halaman selanjutnya seperti halaman 52
adalah Ni.
8). Kata mengandung halaman 103 tidak baku,
yang benar adalah hamil.
9). Kesalahan penulisan dalam kata risi
halaman 128 seharusnya risih, kata ke-cil halaman 180 seharusnya kecil, kata sin
halaman 189 seharusnya sini, kata salat halaman 163 seharusnya sholat.
10).Halaman 184 memaparkan kondisi keluarga
Fatih kurang, kurang disini maksudnya tidak ada penjelasannya.
11).Latar tempat dan latar suasana masih
dangkal dalam menjelaskan Lombok itu seperti Apa, sebaiknya dieksplor lagi
bagaimana sebenarnya Lombok itu, apa sisi lebih Lombok itu dipilih oleh penulis
sebagai latar dalam penulisan novel.
12).Dari segi gaya penulisan huruf pada
judul setiap bab pada novel susah untuk dibaca, sebaiknya gunakan huruf yang
nyaman dan mudah untuk dibaca.
b.
Kelebihan Novel
1). Tampilan cover secara keseluruhan dan
layout isi novel memiliki tampilan yang bagus, menarik dan senang untuk dibaca.
2). Penggunaan bahasa yang dipakai mudah
dipahami, dikemas begitu apik sehingga pembaca memahami alur cerita yang
disampaikan.
3). Novel ini menarik untuk dibaca terutama
penikmat romance yang membahas kejadian pergaulan zaman sekarang dari seorang
kekasih, mengasah dan mengubah pola pikir dalam menemukan jati diri yang
sebenarnya serta membangkitkan minat dalam membaca sebagai gerbang ilmu.
4). Alur yang digunakan maju-mundur sehingga
pembaca merasa terbius dan ingin tahu serta penasaran apa permasalahan yang terjadi sebenarnya.
5). Secara keseluruhan novel ini seolah-olah
membuat pembaca berada langsung dalam cerita karena begitu nyata terjadi dalam
kehidupan pembaca.
6). Novel ini bernuansa islami sehingga
cocok sebagai bacaan orang islam sebagai agama mayoritas di Indonesia.
7). Pembaca merasa terbawa perasaan setiap
kisah perjalanan cinta Fatih dengan Ara ataupun Arman dengan Ara, meskipun
banyak suka dan dukanya.
8). Dalam novel ini memiliki banyak sekali
pesan moral, amanat, nasihat yang menginspirasi dan memotivasi kita dalam
kehidupan sehari-hari.
9). Novel ini ditulis oleh dua orang
penulis, biasanya novel hanya ditulis oleh hanya seorang penulis.
a. Tema
Tema dari novel ini
adalah mengisahkan perjalanan cinta dari dua orang insan manusia dalam
menemukan jati dirinya dalam menemukan cinta sejatinya yang sebenarnya dengan
berusaha memperbaiki dan memantaskan diri menjadi lebih baik.
b. Tokoh
1). Ara
Seorang tokoh utama
yang baik, mudah percaya meskipun belum ada bukti, cerewet, saling memahami dan
pengertian, suka menolong, suka bersahabat, tulus dalam mencintai, tidak sabar,
emosi dan suka membaca.
2). Denia
Seorang sahabat yang
sangat baik, baik peduli, ramah, suka berteman, saling menghargai, pengertian, dan
suka membaca.
3). Fatih
Seorang tokoh tampan
yang setia, murah senyum, perhatian, suka menggoda, labil dengan masalah cinta,
saling pengertian, tidak pandai berterus terang, frustasi dengan orang tuanya,
kurang kasih sayang.
4). Arif
Seorang tokoh yang
merupakan sisi lain dari Fatih di dunia maya.
5). Ayah ara
Seorang tokoh yang
tegas, selalu merasa bersalah, peduli dan sayang kepada Ara, suka membantu
orang lain dan selalu memberikan nasehat.
6). Ibu Ara
Seorang tokoh yang baik
dan sayang kepada Ara, penuh perhatian, selalu pengertian dalam memahami
kondisi dan situasi.
7). Ayah dan Ibu Fatih
Tokoh yang tidak begitu
terlihat namun tidak peduli dengan Fatih dan sering mencaci maki satu sama lain
8). Lira
Seorang anak perempuan
yang baik yang membantu Ara dalam menemukan perpustakaan Canai.
9). Arum
Seorang tokoh muslimah,
baik, mudah bergaul, hidup sederhana suka bersahabat, suka menolong dan
berbagi, suka membaca dan humoris
10).Arman
Seorang tokoh muslim,
baik, suka menolong, sedikit tertutup, pemalu dan mudah gugup, pekerja keras,
peduli, mandiri, bertanggung jawab, pandai memasak.
11). Bapak
dosen
suka memberi nasehat
kepada mahasiswa.
12). Pak
halim
13). Ayah
dan Ibu Deni
14). Pelayan restoran
15). Pelayan laki-laki
c. Alur
Alur yang digunakan
adalah maju mundur, Karena mengisahkan kehidupan yang lalu dan menceritakannya
kehidupan sekarang.
d. Latar
· Latar tempat
Di kampus, toko buku,
took kaset, bengkel, kedai Saranghae, di rumah, di rumah sakit, di perpustakaan,
di kantor, halte, di ruang tamu, di pantai, di dapur, di bawah pohon kelapa,
bukit-bukit, sawah-sawah, di kamar tidur,
danau, Gang Obel-obel, di retoran kecil, di kelas, di cafe, Desa Sugian, Gili
Lawang, Gili Sulat, Lombok Timur dan lain-lain.
· Latar waktu
Pagi, siang, malam,
sore, waktu SMA, waktu SMP, dua tahun yang lalu, empat tahun yang lalu, minggu,
jam 10 malam, jam empat sore, lima belas menit,
· Latar Suasana
Senang, sedih, kaget,
marah, jengkel, tidak peduli, jatuh cinta, takut, heran, kecewa dan dan
lain-lain.
e. Gaya
bahasa
Novel ini diperkaya
dengan majas-majas yang menambah ciri khas cerita seperti menerka hasil percikan
pikirannya halaman 70, menempeleng angin dan senyum kecut halaman 93,
diseruputnya halaman 107, bergegas memotong papa halaman 111, menempel ponsel
di tubuh halaman 114, ucapan papa hanya piasan semata halaman 119, ucapan
melebar dan mataku bertautan dengan mama halaman 120, sensasi berbagai buku
halaman 123, gelagat ketawanya meluap, mataku tiba-tiba jatuh halaman 130, aku
melempar tubuhku di tempat tidur halaman 133, daun kelapa melambai seirama
halaman dan deburan ombak berkejaran halaman 150, seulas senyum halaman 155 dan
lain-lain.
f. Sudut
pandang
Sudut pandang yang
digunakan adalah orang pertama pelaku utama, karena menggunakan kata ganti aku.
g. Amanat
Amanat yang disampaikan
dalam novel ini adalah pentingnya menjaga pergaulan terutama dengan lawan
jenis, mematuhi dan menghormati orang tua, cinta tidak hanya dibangun dengan
rasa, namun harus dibentengi dengan saling menghormati dan menghargai, memiliki
cita-cita yang tinggi dan memiliki kegigihan untuk mencoba sesuatu, serta memotivasi
untuk rajin membaca.
6. Kesimpulan
Setelah pembaca membaca dan memahami novel hijrah asmara ini, secara keseluruhan layak dijadikan bacaan yang bermanfaat karena keunggulan dari novel ini sangat banyak terlepas dari kekurangan yang bisa dijadikan perbaikan untuk masa yang akan datang. Salah satu manfaat dari novel ini adalah timbul kesadaran dalam diri kita bahwa di dalam agama islam itu dilarang berpacaran, menghabiskan waktu dengan sesuatu sia-sia dengan hal yang tidak bermanfaat, senantiasa mematuhi dan menghormati orang tua, memiliki kegigihan dan cita-cita yang tinggi melalui membaca serta mampu bermanfaat dan memotivasi bagi orang lain. Masalah asmara kita hanya berusaha memantaskan dan memperbaiki diri menjadi lebih baik karena jodoh tidak akan tertukar, seperti janji Allah perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan perempuan yang jahat adalah untuk laki-laki yang jahat.
Setelah pembaca membaca dan memahami novel hijrah asmara ini, secara keseluruhan layak dijadikan bacaan yang bermanfaat karena keunggulan dari novel ini sangat banyak terlepas dari kekurangan yang bisa dijadikan perbaikan untuk masa yang akan datang. Salah satu manfaat dari novel ini adalah timbul kesadaran dalam diri kita bahwa di dalam agama islam itu dilarang berpacaran, menghabiskan waktu dengan sesuatu sia-sia dengan hal yang tidak bermanfaat, senantiasa mematuhi dan menghormati orang tua, memiliki kegigihan dan cita-cita yang tinggi melalui membaca serta mampu bermanfaat dan memotivasi bagi orang lain. Masalah asmara kita hanya berusaha memantaskan dan memperbaiki diri menjadi lebih baik karena jodoh tidak akan tertukar, seperti janji Allah perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan perempuan yang jahat adalah untuk laki-laki yang jahat.
Jopang Manganti, 21 September 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar